Pembajakan dimulai dari kegiatan mencangkul. Ketika pertanian pertama kali berkembang, cangkul dan alat serupa digunakan di daerah di mana banjir tahunan mengembalikan kesuburan tanah, seperti di pinggir sungai nil. Cangkul digunakan untuk membuat alur tanam (furrow) untuk menanam benih. Cangkul merupakan inovasi yang dikembangkan secara independen antara suku dan budaya. Mencangkul masih menjadi metode pengolahan tanah di negara tropis dan lahan pertanian yang curam. Namun petani modern masih menggunakan cangkul meski jarang, untuk mengolah bagian tanah yang sempit ketika menggunakan traktor tidak efisien.
Bajak Ard ditemukan di Mesir, diperkirakan pada awalnya ditarik oleh manusia, namun setelah domestikasi ox sekitar tahun 6000 sebelum masehi yang lalu oleh Peradaban Lembah Sungai Indus, ox digunakan sebagai penarik bajak ard. Bagian yang menyentuh tanah adalah bagian yang runcing yang bergerak dan membuat rekahan alur sepanjang tanah. Ard lebih cocok digunakan pada tanah yang mengandung lempung atau pasir yang secara alami disuburkan dengan banjir tahunan seperti di lembah sungai Nil dan sekitar hilal subur.
Bajak singkal berkembang terutama di daerah yang tidak mendapatkan banjir tahunan dalam mengembalikan kesuburan tanah; biasanya di daerah yang jauh dari sungai. Pada wilayah dengan tipe seperti ini, tanah harus dibalik secara berkala agar kesuburan dari tanah bagian dalam naik ke atas sehingga bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan. Desain bajak singkal memungkinkan penetrasi yang lebih dalam sambil mengangkat tanah dari bagian dalam agar menuju ke permukaan dan tanah di bagian permukaan menjadi turun dengan cara membaliknya.
Desain bajak singkal yang terbuat dari kayu cenderung rapuh dan mudah rusak jika bekerja di tanah yang berat. Selain itu, untuk penetrasi yang lebih dalam pada tanah yang berat, bajak singkal dari kayu tidak bisa digunakan. Sebelum Dinasti Han, bajak di China dibuat terutama dari kayu kecuali bagian mata bajaknya yang terbuat dari logam. Inilah era pertama mulai diketahui penggunaan logam (besi) pada bajak untuk menambah berat bajak dan meningkatkan kekuatannya terhadap tanah.Peradaban Romawi mulai mengembangkan bajak serupa dengan ditambahkan roda, pada abad ke-3 dan ke-4 masehi.
Desain bajak singkal tidak berubah selama kurang lebih seribu tahun. Perubahan mendasar baru terjadi ketika dimulainya Abad Pencerahan. Joseph Foljambe di Rotherham mendesain Bajak Rotherham.Perkembangan dalam ilmu metalurgi telah membawa perkembangan bajak menjadi lebih terencana dengan logam paduan besi yang lebih tebal namun lebih lunak untuk mata bajak agar tidak mudah patah. Mata bajak yang melengkung lebih mudah diperbaiki dibandingkan mata bajak yang patah. Seringkali mata bajak yang patah harus diganti dengan yang baru.
Perkembangan berikutnya tidak terlepas dari penemuan mesin uap yang serba guna dan dapat digunakan di berbagai tempat. Kendaraan penarik lalu digunakan untuk menarik mesin bajak sehingga penggunaan hewan sebagai tenaga penarik mulai berkurang. Seiring waktu dengan peningkatan kekuatan traksi mesin traksi (traktor), jumlah baris yang mampu ditarik oleh traktor semakin bertambah, desain bajak semakin berat untuk menambah kedalaman pembajakan (subsoiler), dan implemen bajak digabungkan dengan garu, penanam benih, dan pemberi pupuk sehingga pekerjaan di lahan usaha tani menjadi lebih efisien.
SUMBER: WIKIPEDIA